![]() |
Ilustrasi: Makam Syekh Abdul Qodir al-Jailani. |
Jalapantura.com - Syekh Abdul Qadir al-Jailani lahir pada hari Senin saat terbitnya fajar, tanggal 1 Ramadan 470 H. atau 1077 M. di desa Jailan kota terpencil Tabaristan yang kini termasuk wilayah Iran.
Beliau terlahir dari pasangan suami-istri sufi ternama, ibunya fatimah binti Abdullah Al-Shama’I al-Husayni merupakan keturunan langsung sayyidina Husain, dan ayahnya Abu Shaleh Musa bin Abdullah bin Musa al-jun keturunan dari Sayyid Hasan.
Keistimewaan Syekh Abdul Qadir nampak terlihat semenjak lahir, tepatnya tanggal 1 Ramadan, menurut sang ibu, Abdul Qodir kecil tak mau menyusu ASI, hingga tenggelamnya matahari sebagai pertanda buka puasa.
Kesibukan Syekh Abdul Qadir dalam upaya rohaniah, menuntut ilmu, membuatnya sibuk dan hampir lupa akan sunnah rasul, yakni menikah.
Hingga pada usia menginjak 51 tahun, beliau belum berfikir tentang pernikahannya. Bahkan terpintas dalam pikirannya, perkawinan dapat menghambat dalam upaya rohaniah.
Kendati demikian, beliau tidak sampai meninggalkan sunnah rosul. Di usia yang mulai lanjut, akhirny beliau pun menikah dan memiliki empat istri yang saleh, dan memiliki empat puluh sembilan anak, diantaranya Syekh Abdul Wahab, Syekh Isa, Syekh Razaq, Syekh Musa.
Selama hidupnya, Syekh Abdul Qadir menimba ilmu dibeberapa tempat dan juga ke beberapa guru. Semasa kecilnya beliau dikirim ke madrasah lokal di Jilan untuk belajar agama oleh ibunya semenjak beliau berusia lima tahun, dan kurang lebih menetap selama sepuluh tahun.
Pada usia ke-18 beliau meminta restu kepada sang ibu untuk melanjutkan pendidikan agamanya di Baghdad. Di Baghdad, Syekh Abdul Qadir menimba ilmu di Jami’ah Nizhamiyah yang merupakan pusat pendidikan islam pada masa itu dan merupakan satu-satunya lembaga pendidikan teologi yang diakui negara.
Setelah kurang lebih menimba ilmu selama 25 tahun, Syekh Abdul Qadir merasakan bahwa kondisi kota kian memburuk karna banyaknya fitnah dan peperangan (perang salib), saat itu, Syekh Abdul Qadir memulai mengingatkan masyarakat dengan ceramah-ceramah keagamaan untuk membangkitkan keimanan umat Islam.
Singkat cerita karna berbagai peristiwa seperti mimpi bertemu Nabi Muhammad Saw., yang menguatkan tekad beliau untuk terus syiar agama. Syekh Abdul Qadir berhasil mengembalikan suasana kota Baghdad menjadi tenang dan khusyu’ penuh dengan pendidikan agama dan spriritual.
Setelah menderita penyakit ringan, tidak lama akhirnya pada usia 90 tahun Syekh Abdul Qadir wafat. Beliau wafat pada malam Sabtu, tanggal 8 Ra’biul Awal 561 H, dimakamkan pada waktu itu juga di madrasahnya, di Baghdad, Irak.
(Dikutip dari buku : “Syekh Abdul Qadir Al-Jailani: Sebuah Biografi” oleh Alfi Arifian)
Pengutip: Agus Farikh Rosyid, Mahasiswa Ma’had Aly TBS Kudus, Smt 7)
Posting Komentar untuk "Riwayat Singkat Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Puasa Sejak Bayi hingga Dapat Pesan Nabi Muhammad"