Kompleks makam Sunan Kuning di Semarang/ Foto: bal/ istimewa
SEMARANG, Jalapantura.com – Nuansa Cina demikian nampak di kompleks makam yang
berada di atas bukit di Jalan Sri Kuncoro I, Kelurahan Kalibanteng Kulon,
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Baik dilihat dari sisi arsitektural, terlebih
kompleks makam itu didominasi warna merah dan kuning yang menghiasi.
Kompleks makam itu dikelilingi
pohon-pohon besar dengan dedaunan yang rimbun, membuat hawa sejuk saat
berkunjung (berziarah) ke makam. Masyarakat setempat meyakini itu adalah makam
Soen An Ing. Dalam logat Jawa kemudian lebih dikenal dengan Sunan
Kuning.
Di kompleks makam ada tiga bangunan, yakni
untuk musala, bangunan makam pengikut (pengawal) Sunan Kuning, dan bangunan
ketiga adalah makam Sunan Kuning dengan dua makam di sebelahnya, yaitu makam
Sunan Kali dan makam Sunan Ambarawa.
Dalam sebuah kesempatan, Nur Ikhwan (68),
juru kunci makam, mengatakan, masih banyak masyarakat yang tidak tahu sosok Sunan
Kuning. Bahkan, menurutnya tidak sedikit masyarakat yang salah paham perihal
Sunan Kuning, yang malah diidentikkan
dengan area lokalisasi. Padahal Sunan Kuning merupakan ulama keturunan Cina
yang menyebarkan Islam di Indonesia.
"Saya sangat menyayangkan, karena Sunan
Kuning lebih dikenal sebagai nama lokalisasi. Padahal Sunan Kuning adalah ulama
penyebar Islam," terangnya.
Namun di satu sisi, Nur Ikhwan merasa
lega ketika Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah menutup lokalisasi
Argorejo. Menurutnya, penutupan lokalisasi itu, cukup berdampak positif bagi
citra Sunan Kuning.
"Dulu, saat masih ada lokalisasi,
area makam sini setiap hari penuh dengan orang yang asal tidur seenaknya, tidak
ada sopan santun. Tetapi setelah ada penutupan dan penertiban lokalisasi, area
makam ini sudah aman untuk dikunjungi peziarah," katanya.
Dia pun berkisah, bahwa dulu bangunan
makam Sunan Kuning itu hanya berupa gubug kecil. Kemudian ada orang keturunan
Cina dari Jakarta datang, dan memperbaiki bangunan makam. "Makam Sunan
Kuning dulu hanya gubug. Ada orang Cina dari Jakarta yang sering ke sini, dan
usahanya sukses, kemudian diperbaikilah bangunan makam hingga seperti ini. Tapi
orang keturunan Cina yang bangun ini, sekarang sudah meninggal," paparnya.
Nur Ikhwan mengatakan, banyak peziarah datang
dari beberapa daerah. Peziarah yang ingin bermalam pun, dipersilakan.
"Yang datang ke sini, semua diterima dengan baik. Mereka datang dengan
hajat dan keyakinan masing-masing, tetapi harus sopan. Kalau mau bermalam, silakan,"
tuturnya. (*/ bal)
========= 000 =========
Terima kasih atas
kunjungannya. Silakan like, share dan komen.
========= 000 =========
Posting Komentar untuk " Makam Sunan Kuning Semarang "