![]() |
Petugas LFSP Mejobo saat melakukan rekonsiliasi dan dihadiri Kepala BPS Kabupaten Kudus |
Achmad Fakhrudin
Merupakan Petugas Lapangan LFSP 2020 Kecamatan Mejobo
Kabar gembira itu terima usai mendapat pengumuman bahwasanya saya lolos sebagai petugas Long Form Sensus Penduduk (LFSP) 2020, di salah satu kabupaten kecil di Jawa Tengah, yakni Kudus.
Kedapatan, dari ratusan pendaftar yang mendaftar secara resmi, otomatis, dengan lolosnya nama saya di jendela pengumuman oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, nama saya berderet gagah diantara 201 petugas terpilih lainnya.
Ya, jumlah ini, kata Kepala BPS Kabupaten Kudus, Ir. Rahmadi Agus Santosa, M.Si adalah nama-nama pilihan yang telah lolos dari beberapa tahapan seleksi ketat yang telah dilakukan BPS Kabupaten Kudus.
"Alhamdulillah, ndalem ngaturaken syukur Gusti," gumamku berdoa dalam hati.
Namun, yang perlu menjadi catatan bagi saya sendiri, khususnya, menjadi petugas lapangan Long Form Sensus Penduduk 2020 kali ini adalah bukan kerjaan sepele, yang pasti berbeda dengan Sensus Penduduk Short Form, sebelumnya. Namanya juga Long Form, yah. Hehe
Menjadi petugas sensus tidak hanya berangkat dan pulang gajian, tanggung jawab dipinggul untuk mencapai data yang baik, tentunya demi kemajuan dan kelangsungan bangsa yang kita cintai ini.
Dan pengalaman itu, telah saya bingkai dan terkemas melalui 'curhatan' dalam tulisan ini. Simak, yah!
Pemutakhiran dan sampel
Usai digembleng pada pelatihan selama lima hari di Hotel @HOM Kudus, yakni pada 11-15 Mei 2022 lalu, dengan materi 'seabreg' itu adalah modal kami selanjutnya, sebagai petugas LFSP 2020 ini.
Hari libur bukan menjadi masalah besar bagi petugas lapangan untuk berkunjung ke pemangku wilayah, usai mendapat surat tugas resmi dari BPS Kudus, saya, beserta tim pun sat-set menyambut sensus yang digelar sepuluh tahunan ini. Saya sendiri menempati tugas di Kecamatan Mejobo, yakni Desa Jepang dan Desa Mejobo dibawah asuhan Bu Nuschiana dan Bu Reni sebagai Koseka, dan Kortimnya Pak Tatag.
Hari pertama penerjunan-pun kami lakoni sembari bercengkerama dengan pemangku wilayah, yakni kepala desa ataupun pak RT atau kepala SLS tempat kami bertugas. Itu adalah langkah awal untuk kulo-nuwun, sekaligus berdiskusi kecil sambil 'ngeteh' perihal kegiatan masyarakat, geografis wilayah dan kultur dari masyarakat area tugas.
Setidaknya, saat pelatihan 5 Blok Sensus (BS) telah diberikan kepada seluruh petugas, tentunya siap menerjunkan diri sebagai petugas lapangan. Dari jumlah Rumah Tangga (Ruta) begitu variatif didapat oleh para petugas PPL. Ada yang 500 hingga hampir 800 Ruta harus dikunjungi sebagai pemutakhiran.
Wow, jangan dibayangkan, mengunjungi rumah tangga sebanyak itu. Yang perlu dilakukan adalah siap, sigap, semangat dan meniatkan langkah dengan Bismillahirrahmanirrahim. Bisa!
Setiap rumah telah terlalui dengan finish selama dua pekan yang ditargetkan, begitupula seluruh petugas lapangan se Kabupaten Kudus, lancar terlaksana dengan baik. Meskipun responden yang diterjuni kadang kurang mengerti dengan kedatangan kami, tak jarang, kami harus menjelaskan definisi dan tujuan dari sensus penduduk. Namun tak apalah, kalau orang Jawa bilang 'idep-idep njagong', meskipun target dua pekan harus dikejar. Alhasil, dua pekan terlalui dengan target yang telah diberikan.
Pada saat pemutakhiran sih, aman-aman saja. Semua petugas hampir tak mengalami kendala serius saat mencatat jumlah anggota rumah tangga, penanggung jawab rumah tangga dan pendidikan terakhir kepala rumah tangga.
Hal-hal Menarik
Usai pemutakhiran yang berakhir akhir Mei, tibalah waktunya pengambilan sample. Dari 5 blok yang telah dikunjungi oleh kami (petugas PPL) telah resmi diketok, yakni, dipilih 16 responden per blok sensus. Jadi, per petugas mendapati 80 responden dari keseluruhan blok yang harus dijumpai.
Dari 80 responden itu, target satu bulan harus terpenuhi dengan kuesioner banyak harus kita lakoni, dan ini letak keberbedaan dari kerennya menjadi petugas sensus.
Kali ini, ya, seperti terminologi dari Sensus Penduduk 2020 Lanjutan, pastinya yang terbayang di awal adalah berlapis-lapis pertanyaan yang akan dilayangkan kepada responden. Apalagi, kalau di dalam rumah tangga terdapat lebih dari 6 anggota keluarga, kebayang, kan, betapa banyak kuesionernya.
Kendati demikian, itu gak perlu dipikir. Yang paling tepat adalah responsif terhadap suatu pekerjaan yang akan dilakukan. Layaknya menjadi petugas sensus adalah kepahaman dan kecermatan terhadap konsep. Selain daripada itu adalah usaha untuk mendapatkan parameter demografi. Namun, adab, sopan santun itu poin utama.
Meskipun begitu, hal-hal menarik selalu didapati oleh petugas, termasuk saya personal, apalagi kawan-kawan.
Pengalaman terbaik yang saya dapati adalah mendapati responden yang memberikan tuntunan, motivasi, diajak ngopi dan ditahan jangan pulang dulu (diajak njagong). Itu adalah anugerah. Disamping hal-hal yang semestinya tidak diperbolehkan dalam SOP untuk menerima tawaran diberi minum, kata responden saya, menolak rejeki dan niat baik mboten angsal, katanya sih begitu. Akupun manut sajalah, syukur dapat responden baik.
Sekali lagi, menjadi petugas sensus adalah mengenal berbagai latar belakang unsur masyarakat, kultur dan budaya yang berbeda.
Pengalaman terpahit adalah, ketika sedang berjumpa responden yang kurang pengetahuan dan kurang respon terhadap orang-orang baru dengan kewaspadaan keamanan kelas Densus 88, kertas yang seharusnya menjadi data saya untuk dapat diinput di aplikasi FASIH direbut dan disobek, disaat itulah, saya merasa patah hati. Padahal, waktu itu, saya telah wawancara lebih dari 30 menit dan aplikasi sedang rewel, data itu direbut. Ya, sudahlah. Meskipun sudah menunjukkan identitas resmi sebagai petugas, tanda tangan pemangku wilayah, tak membuat satu responden itu percaya. Berbeda responden pas pemutakhiran. Dan berkali-kali saya mendatangi responden yang membuat saya berjuang lebih gigih dari biasanya. Tak apalah, pikir hamba, Tuhan tak akan memberi cobaan yang sampai hambanya tidak kuat dan melambaikan tangan!
Akhirnya, usaha pun berhasil.sekali lagi, Alhamdulillah. Lolos ujian. Hehe
Terima kasih, masyarakat Kudus, utamanya Desa Jepang dan Mejobo yang menjadi wilayah tugas saya di SPLF 2020.
Posting Komentar untuk "Sepenggal Catatan Menarik Petugas Long Form Sensus Penduduk 2020 Kabupaten Kudus"